Pengunjung Online

Saturday, November 4, 2017

Makam Pangeran Sumedang (Rangga Gempol 1) di Jogja dan Kendal Jateng

MAKAM KANJENG PANGERAN SUMEDANG
 / RANGGA GEMPOL 1 
(Leluhur Sukapura Tasikmalaya)

 
Lokasi Daerah 1 (Jogjakarta)
Pesarean Kanjeng Pangeran Sumedang dumunung wonten ing pesarean Widara Manis ing jalan krasak nomer 6 kampung Kota Baru Kecamatan Gondokusuman Kitha Yogyakarta. Ingkang Sumare wontên ing pesarean punika wonten pitu, selain Panjenenganipun Kanjeng Pangeran Sumedang wonten Poro Priyagung lintunipun antawisipún
1. Kanjeng Pangeran Banyak Wide
2. Kanjeng Pangeran Warga Pati
3. Kanjeng Pangeran Sawunggaling
4. Kanjeng Adipati Ganduruhan
5. Kanjeng Ratu Bêruk lan
6. Kanjeng Raden Ayu Sekar Tanjung

Kacarita bilih Kanjeng Pangeran Sumedang Punika kalebet prajuritipun Sinuwun Kanjeng Sultan Agung Hanyakrakusuma, Panjenenganipun dipun wisudha dados Senopati Mataram ingkang asal usulipun saking Sumedang, ingkang asmanipun asli Raden Suryadi Wangsa putra saking Kanjeng Prabu Geusan Ulun, Panjenenganipun ngasta bupati Sumedang nalika tahun 1601-1625 M kanthi asma Pangeran Gempol I.

Panjenenganipun kalebet Senopati Mataram ingkang Pinunjul ,pilih tandhing, digdaya lan sekti Mandraguna mila lajeng kapitados dados Senopati, mandegani Prajurit Mataram wonten ing paprangan ing Bang Wetan. Saking digdayanipun Kanjeng Pangeran Sumedang kenging dipun wastani Mboten saged Pralaya, saben saben dipun Prasaja temtu gesang malih, ngantos dadosaken repotipun pihak mengsah (Kumpeni) lan ngantos kewalahan. Pihak Kumpeni lajeng pados cara supados saged merjaya Kanjeng Pangeran Sumedang. Salah satunggaling prajurit lan penderekipun Kanjeng Pangeran Sumedang ingkang khianat, nerangaken bilih Pangeran Sumedang Mboten saged Pralaya menawi Jasadipun Mboten dipun sareakan sak cara dipun pisah, Mila akhiripun jasadipun dipun pisah dados tigang bagian. Gembungipun dipun sareakan wonten ing pesarean widara Manis, mustakanipun dipun sareakan wonten ing pesarean Blunyah lan sukunipun dipun sareakan wonten ing pesarean Lempunyangan. Wonten setunggal Riwayat sanes mratelakaken bilih Gembungipun dipun sareakan wonten ing Lempunyangan, mustakanipun dipun sareakan wonten ing Widara Manis lan sukunipun dipun sareakan wonten ing Nitikan.

WallahuA'lam.





 Lokasi Daerah 2 (Kendal Jawa Tengah

MAKAM PANGERAN SUMEDANG

LOKASI DI SEMPU SELO KATON SUKOREJO KENDAL JAWA TENGAH





Sumber :
Gus Irfan (Elmardanuzie)

Ringkasan singkat Keluarga Pesantren Modjo Pembela Diponegoro

Pesantren Modjo Sawit Boyolali

(Ilustrasi Keluarga Pesantren Modjo lukisan Karya Ir. H. Yusuf Karnadi Modjo MBA)

Tahap 1

RM. Citro Menggolo/Kyai Modjo 1

Nama lain beliau Pangeran Menggolo/Kyai Jumal Sepuh/ Kyai Mojo Sepisan. Beliau adalah Putra Adipati pajang bin Pangeran Benowo 1 bin Sultan Hadiwijoyo (Jaka Tingkir) Pajang, yang kemudian pindah babat Alas di wonotoro kesambi Boyolali mendirikan padepokan disana. Murid semakin banyak akhirnya pindah mendirikan pesantren di daerah Mojo Tegalrejo Sawit Boyolali yg selanjutnya menjadi tanah perdikan dijaman cucunya (Kyai Modjo 3). Sebelumnya juga mendirikan padepokan di Mojo andong boyolali untuk pendidikan agama islam. Beliau memiliki beberapa istri, berputra diantaranya :
1. *Kyai Jumal Arif*
2. Kyai Sencoko Pengging (Leluhur Mbah Wasil/Kyai Kepil, Kyai Abdul Syukur Kras Kediri)
*ada beberapa versi silsilah mengenai mbah modjo.

Tahap 2

Kyai Jumal Arif/Kyai Modjo 2

Nama lain beliau adalah Kyai Modjo 2 atau Kyai Jumal Qorib. Seorang tokoh pengasuh pesantren modjo dan Ahli Kanuragan yang ada di Negeri Modjo, karakter pengajaran beliau cukup keras/tegas karena telah mendapat petunjuk bahwa akan adanya perang besar kedepan.
Beliau memiliki 3 istri, berputra (yg baru terdata) :
1. *Kyai Imam Abdul Arif* di Mojo
2. Nyai Abdul Jalal 1 (Leluhur Kalioso) di Kalioso.
Punya murid diantaranya Sri Sultan Hb 2, Kyai Abdul Jalal 1 (Menikah dengan putri gurunya), dll. Ketika Kyai Abdul Jalal 1 sudah cukup ilmu di tugaskan oleh Kyai Jumal Qorib untuk babat alas yg sekarang menjadi daerah kalioso.

Tahap 3

Kyai Imam Abdul Arif/Kyai Modjo 3/Kyai Baderan 1

Nama lain Kyai Modjo 3 atau Kyai Khotib Imam Abdul Arif lebih lengkapnya :
*Al Allamah Al Arif billah Al Haj Al Imam Abdul Arif*
Beliau berkecimpung dalam bidang Agama Islam, sehingga menjadi Guru Para Sultan, sunan dan Pangeran dari Keraton Jogja Solo. Pernah ditugaskan Sunan Solo menulis Al Quran dan diberi hadiah batangan emas oleh Sunan. Ketika pulang dalam perjalanan emas tersebut di bagikan ke warga sekitar. Beliau salah seorang Mursyid Tarekat Satariah yang sanad turun temurun dari Rosululloh SAW. Sebagai penerus pesantran Modjo, beliau punya murid diantaranya yaitu Pangeran Diponegoro 1, Tmg. Prawirodigdoyo Gagatan, R. Sujono gunung kawi, Ki Galuh, Ki Ageng Alim, dll. Beliau meninggal dimakamkan di Komplek makam Modjo.
Beliau merupakan sahabat seperjuangan dengan Habib Hasan bin Toha bin Kyai Ageng Terboyo Al Yahya (Tumenggung Sumodiningrat Wedono Jero Kesultanan Ngayogyokarta). Juga seperjuangan dengan R. Ronggo Prawirodirjo 3 madiun. Dimana banyak penghulu dari Kesultanan Pajang Sukapura Tasikmalaya yg tinggal di Maospati Madiun sebagai penghulu R. Ronggo Prawirodirjo 3 dan periode sebelumnya.
Beliau membuka cabang pesantren di baderan sidowayah klaten (Pesantren Baderan) bergelar Kyai Baderan 1.
Memiliki 3 orang istri.
1. RA. Baderan berputra :
- *Syech Hasan Besari* (Panglima Perang Diponegoro wil Kedu)
- *R. Ngabei Wiropati* (Kyai Baderan 2, membantu adiknya yaitu Kyai Chalifah dalam perang jawa).
- Nyai Mursinah / Nyai Murdoko seorang senopati perang jawa wil ambarawa salatiga boyolal.
- Nyai Abdul Syukur
- Nyai Hasan Ahmad
2. Putri Gading Solo, berputra :
- Kyai Imam Muhammad (ikut ibunya ke keraton solo).
3. Putri Madiun, berputra :
- *Kyai M. Muslim Chalifah*

Tahap 4

Kyai M. Muslim Chalifah/Modjo 4

Nama lain Kyai Modjo 4. Pernah berguru kepada pamanya yaitu Kyai Abdul Jalal 1 di kalioso bersama Kyai Imam Rozi / Singo Manjat Tempursari Klaten. Kyai Modjo 4 memiliki murid diantaranya Pangeran Diponegoro 2 (Putra sulung Diponegoro 1). Ikut berperang bersama Pangeran Diponegoro 1 dan 2 yang dipercaya menjadi Panglima perang dan juga penasehat dari Pangeran Diponegoro. Singkat cerita pernah sang Pangeran Diponegoro terkena luka parah saat perang, setelah di beri minum air kelapa serta doa dari Kyai Modjo 4, akhirnya beliau sadar dan pulih kembali. Beliau dibantu santri modjo dan pengikut sekitar 600 orang dalam perang jawa. Mengalami pengasingan di Tondano Minahasa Sulut bersama 63 pengikutnya dan meninggal dimakamkam disana.
Beliau memiliki 4 istri, berputra :
- *Syech Muzahid di Mekkah*
- Kyai Sirriman Solo
- Kyai Imam Puro Tegal sari ponorogo
- Raden Mangun Rejo Kediri
- Kyai Hasan Mucharrar Pengging
- Kyai Gozali Tondano
- Nyai Satoriah
- Nyai Habibah


Tokoh Perang Jawa Dari Pesantren Modjo

1. Syech Hasan Besari/Pangeran Laut Biru

Beliau dijuluki Pangeran Laut Biru. Seorang Panglima Perang Jawa untuk Wilayah kedu dan sekitarnya. Membentuk resimen berjumat. Sempat diasingkan belanda ke srilangka, kemudian dibawa lagi kebatavia dan sempat mengislamkan puluhan serdadu belanda. Akhirnya wafat pada 1830 dan dimakamkan di dekat pintu gerbang Masjid Luar Batang Jakarta Utara sekomplek dengan Makam Habib Husain bin Abubakar Al Aidrus.

2. R. Ngabei Wiropati

Nama lain beliau Kyai Baderan 2 / Kyai Baderan Sepuh. Menjadi penerus pesantren Baderan di desa Baderan Sidowayah Klaten sebagai Kyai Baderan 2. Diteruskan oleh putranya Kyai Baderan 3, ke Kyai Baderan 4, ke Kyai Baderan 5, ke Mbah Demang. Ikut membantu perjuangan adiknya dalam perang jawa. Beliau merupakan tokoh yang sangat dibenci oleh belanda dibalik perjuangan Kyai Modjo 4. R. Wiropati sangat sulit untuk dibujuk dan tetap gigih melawan belanda sampai akhir hayatnya dimakamkan bersama adiknya di Jawa Tondano.

3. Nyai Siti Mursinah/Nyai Murdoko


Seorang Senopati Perang Wanita dalam perang jawa yang ditugaskan ayahnya membatu perjuangan sang Pangeran Diponegoro 1. Beliau memimpin pertempuran di wilayah Ambarawa, salatiga dan Boyolali. Beliau menikah dengan seorang murid ayahnya bernama Kyai Murdoko dari Trah Pangeran Gugur Gunung Lawu.

4. Kyai Muslim Chalifah Modjo 4


Nama lain beliau Kyai Modjo 4 (dikenal dengan nama Kyai Modjo). Punya murid yaitu putra sulung Pangeran Diponegoro 1 yang bernama Muhammad Arif sebagai Pangeran Diponegoro 2. Beliau dipercaya Pangeran Diponegoro menjadi penasehat serta Panglima Perang Jawa 1825-1830. Sebelumnya pada 1811 beliau juga sempat di tangkap belanda karena pengaruhnya di Masyarakat pra perang jawa. Memiliki jaringan luas dikalangan pesantren maupun kalangan keraton dinusantara sehingga menjadi pertimbangan khusus sang pangeran menjadikanya penasehat. Selain juga beliau adalah Guru dari Pangeran Diponegoro 2.

5. Kyai Muzahid Modjo

Seorang putra Kyai Modjo 4 yang membantu Kyai Modjo 4 dalam peperangan perang jawa. Dikejar mau dibunuh belanda akhirnya pindah ke mekkah bersama keluarganya yaitu istri asal kalioso putri Kyai Abdurrahman Kalioso. Setelah pindah ke mekah berganti nama Syech Zaed Al Jawi.

6. Dll

Saat berkecamuk perang jawa, terjadi peperangan besar di desa Modjo sawit sehingga pihak belanda maupun pihak keluarga maupun warga santri Pesantren Modjo banyak gugur dalam pertempuran (pihak belanda sekitar 3000 serdadu gugur dalam pertempuran di modjo dan sekitarnya). Dari segala penjuru telah dikepung belanda. Akhirnya semua yang berhubungan dengan Kyai Modjo dibumihanguskan oleh belanda. Banyak keluarga maupun santri yg mengasingkan diri keberbagai penjuru. 

(Makam Para Kyai Guru Pesantren Modjo)


 (Makam Kyai Modjo 1-3 di Boyolali, Kyai Modjo 4 di Tondano)


(Makam Kyai Modjo 4 beserta pengikutnya)





Sumber :
- Buku "Sejarah Perjuangan Kyai Modjo" Ir. H. Yusuf Karnadi MBA, cetakan 2003
- Catatan sejarah keluarga Modjo
- Catatan Bani Kalioso
- Catatan Keluarga Kyai Abdul Syukur Kras Kediri
- Catatan Keluarga Jawa Tondano
_ dll

Kyai Galang Sewu Panglima Perang Diponegoro di Semarang

Kyai Galang Sewu

 
(Ilustrasi Pangeran Diponegoro yang juga mirip dengan Sosok Kyai Galang Sewu berkuda)

Beliau di kenal oleh warga sekitar dengan sebutan Kyai Galang Sewu. Beliau lahir sekitar tahun 1790-an. Berasal dari keluarga Bustaman Semarang, yaitu cucu dari Kyai Bustaman. Kyai Bustaman berputra sekitar 11 orang diantaranya adalah Kyai Ngabei Surodirdjo. Kyai Ngabei Surodirdjo berputra sekitar 11 orang. Diantaranya yang pertama adalah Kyai Adipati Surohadimenggolo (Pangeran Terboyo), dan Urutan kesepuluh adalah RM. Suryo Kusumo atau Kyai Galang Sewu serta Kakak beliau bernama RM. Yuda Widarmo (R. Sukar).

Para Sesepuh kampung tembalang mengisahkan bahwa, Kyai Galang Sewu adalah termasuk panglima perang Pangeran Diponegoro untuk wilayah semarang dan sekitarnya. Saat terjadi peperangan di Jatingaleh Semarang yang meluas sampai ungaran beliau Sang Pangeran dibantu oleh Kyai Galang Sewu dan keluarganya. Termasuk Kakak Kyai Galang Sewu yang bernama R. Sukar. Sehingga ketika Pangeran Diponegoro di asingkan ke Makasar Sulawesi maka R. Sukar pun ikut ke pengasingan bersama rombongan. Kyai Galang Sewu sendiri berjuang dan menyebarkan agama islam di wilayah Tembalang dan sekitarnya sehingga meninggal dan dimakamkan di area pemakaman samping gedung Prof. Soedarto SH ditengah Kampus Undip. Pernah suatu cerita saat penjajahan belanda ketika pesawat belanda melewati diatas makam beliau, maka pesawat tersebut hilang kendali dan terjatuh.

Cerita lain para sesepuh tentang sosok Kyai Galang Sewu yang cukup fenomenal adalah tentang perkataan beliau Bahwa nanti suatu saat di atas tanah ini akan bermunculan banyak sekali jamur-jamur. Perkataan beliau belum bisa dimengerti saat itu. Tapi sekitar tahun 1980an dibangunlah Kampus bernama Politeknik Undip diatas tanah yang dulu di diami oleh Kyai Galang Sewu. Berangsur angsur setelah Politeknik Undip (Polines) berdiri maka Kampus Universitas Diponegoro Semarang pindah naik ke Tembalang Semarang di sekitar komplek Makam Kyai Galang Sewu. Muncul kembali Universitas Pandanaran dan Politeknik Kesehatan (Politekes) Semarang. Sehingga di area sekitar kampus dibangun apartemen serta kos kosan dan ruko-ruko juga sektor ekonomi lainya mulai bermunculan. Ternyata arti dari perkataan Kyai Galang Sewu adalah ini. 

Kampus Polines

Kampus Politekkes Semarang

Kampus Undip Tembalang Semarang

Kampus Universitas Pandanaran Tembalang Semarang
  

Penuturan Kyai Sam'ani Khoirudin Pengasuh Ponpes Kyai Galang Sewu.

Sekian sejarah singkat tentang Kyai Galang Sewu. Semoga bermanfaat.